
Nyamuk rekayasa genetika yang dapat menghentikan penularan malaria. Foto : Reuters
London, Inggris, tvrijakartanews – Sekelompok ilmuwan internasional baru saja mengumumkan penemuan mereka tentang nyamuk rekayasa genetika yang dapat menghentikan penularan malaria, penyakit paling mematikan di dunia. Penemuan ini membawa harapan besar untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam kesehatan global.
Tim Transmission Zero yang dipimpin oleh Profesor George Christophides dari Imperial College London, menggunakan teknologi gene drive untuk mengembangkan nyamuk yang resisten terhadap malaria. Nyamuk ini tidak hanya memiliki kemampuan untuk menurunkan potensi penularan malaria, tetapi juga dapat menularkan resistensi tersebut ke generasi berikutnya. Dengan demikian, para peneliti berharap dapat mengurangi penularan malaria yang saat ini membunuh sekitar 600.000 orang setiap tahun.
Profesor George Christophides menjelaskan, "Program ini dibentuk untuk merekayasa genetika nyamuk agar mereka tidak dapat menularkan malaria. Kami ingin menyebarkan modifikasi ini ke populasi liar dengan cepat, dan ada dua komponen utama dalam program ini: pertama, membuat nyamuk yang resisten terhadap malaria, dan kedua, agar nyamuk ini dapat menyebarkan resistensi tersebut ke populasi liar."
Nyamuk-nyamuk yang telah dimodifikasi genetik ini dibiakkan di laboratorium dan kemudian dilepaskan ke alam bebas. Ketika mereka kawin dengan nyamuk liar, keturunan mereka juga akan membawa modifikasi genetik yang membuat mereka resisten terhadap malaria. "Modifikasi ini akan diteruskan ke semua keturunan mereka, dan itulah cara kerja Gene Drive," tambah Christophides.
Dengan harapan besar untuk menghentikan penyebaran malaria, tim Transmission Zero berencana untuk melakukan uji coba lapangan dalam beberapa tahun ke depan. Keberhasilan penelitian ini dapat menjadi langkah besar dalam memerangi malaria yang telah menjadi masalah utama di Afrika dan negara-negara berkembang selama bertahun-tahun. Jika berhasil, teknologi ini berpotensi menyelamatkan jutaan nyawa dan memberikan solusi jangka panjang bagi pengendalian malaria di seluruh dunia.